Sabtu, 05 Juli 2014

Unsur-Unsur Hadis



       Unsur-Unsur Hadis

       Dalam suatu hadis harus memenuhi 3 unsur pokok. Dimana unsur tersebut dapat mempengaruhi tingkatan hadis, apakah hadis tersebut asli atau tidak. Tanpa unsur-unsur tersebut, maka status dan validitas suatu hadis patut untuk dipertanyakan.
       1. Matan  مَتَنٌ
       2. Sanad سَنَدٌ
       3. Rowi   رَاوِى
       Secara etimologis matan: “punggung jalan” atau bagian tanah yang keras dan menonjol ke atas/ “tanah yang meninggi”.
       Secara terminologis:
         ألفاظ الحديث التى تتقوم بها المعانى 
         Artinya: “Kata-kata hadis yang dengannya terbentuk makna-makna”
         ما ينتهى إليه السند من الكل
         Artinya: Apa yang berhenti dari sanad berupa perkataan” (yang menjadi tujuan akhir dari sanad)
Matan hadis





         Teks atau lafal                 Makna (konsep),
        
         Catatan: unsur-unsur yang harus dipenuhi oleh suatu matan
Contoh:
         إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرىء ما نوى فمن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها أو إلى امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر....
Artinya: “Amal-amal perbuatan itu hanya tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrah karena untuk mendapatkan dunia atau karena perempuan yang akan dinikahinya maka hijrahnya (akan mendapatkan) sesuai dengan tujuan hijrahnya…”
Mana Teks dan Makna?
       Sanad secara etimologis:
         انضمام الشيئ الى الشيئ
         Artinya: penggabungan sesuatu ke sesuatu yang lain” karena di dalamnya tersusun banyak nama yang tergabung dalam satu rentetan jalan.
       Bisa berarti sandaran atau jalan yang menyampaikan kepada matan hadith. Sanad inilah orang yang mengkabarkan hadis dari Rasulullah saw kepada orang yang berikutnya sampai kepada orang yang menulis atau mengeluarkan hadis
       Secara terminologis atau secara istilah: Sanad adalah silsilah para perawi yang menyampaikan hadits dari sumbernya yang pertama.
       Usaha seorang ahli hadits dalam menerangkan suatu hadits yang diikuti dengan penjelasan kepada siapa hadits itu disandarkan disebut mengisnadkan hadits.
       Hadits yang telah diisnadkan oleh musnid (orang yang mengisnadkan) disebut dengan musnad.
                Adapun secara terminologi terdapat beberapa pendapat mengenai sanad, di antaranya adalah:
                Menurut al-Sayyid Muhammad Ibn Alawi al-Maliki, sanad ialah jalur yang menghubungkan seseorang sampai kepada matan. Jalur ini tidak lain adalah para rawi yang mentransformasikan matan tersebut secara berkesinambungan. Dengan demikian, sanad dan rawi mempunyai arti yang sama .
                Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib mendefinisikan sanad sebagai jalur matan. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan jalur matan adalah silsilah para rawi yang mentransformasikan matan dari sumber utama. Dengan demikian, menurut dia bahwa terdapat perbedaan antara sanad dan rawi.
                Sanad menurut al-Badr bin Jama'ah adalah memberitahu jalur menuju hadis. Karena sanad menurutnya diambil dari kata al-Sannad yang berarti sesuatu yang naik dari lembah gunung. Hal ini karena al-musnid menarik hadis sampai kepada orang yang mengucapkan hadis. Atau diambil dari ucapan fulanun sanadun (berpegangan) sehingga sanad mempunyai arti memberitahu proses menuju matan. Hal itu dikarenakan orang yang hafal hadis menjadikan sanad sebagai acuan dalam keShahihan dan keda‘ifan sebuah hadis.

                 Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa terminologi sanad adalah jalannya hadis, maksudnya mata rantai (jalur) para rawi yang menghubungkan matan mulai dari awal hingga akhir. Atau, sanad adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadis sampai kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana juga telah dijelaskan diatas . Dengan kata lain, sanad adalah rentetan perawi-perawi (beberapa orang) yang sampai kepada matan hadis


Contoh dari sanad:

حدثناابن سلام قال اخبرنامحمدبن فضيل قال حدثنا يحي بن سعيد عن ابى سلمة عن ابى هريرة قال : قال رسول الله ص م : من صام رمضان ايمانا واحتساباغفر له ما تقدم من ذنبه
         Dari hadis diatas sanadnya adalah orang – orang yang menyampaikan matan hadis sampai pada Imam Bukhori, sehingga orang yang menyampaikan kepada imam bukhari adalah sanad pertama dan sanad terakhir adalah Abu Hurairah. Sedangkan Imam Bukhari adalah orang yang mengeluarkan hadis atau yang menulis hadis dalam kitabnya.
                حدثنا الحميدي عبد الله بن الزبير قال حدثنا سفيان قال حدثنا يحيى بن سعيد الأنصاري قال أخبرني محمد بن إبراهيم التيمي أنه سمع علقمة بن وقاص الليثي يقول سمعت عمر بن الخطاب رضي الله عنه على المنبر قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول
“Al-Humaidi ibn al-Zubair telah menceritakan kepada kami seraya berkata Sufyan telah mmenceritakan kepada kami seraya berkata Yahya ibn Sa’id al-Ansari telah menceritakan kepada kami seraya berkata Muhammad ibn Ibrahim al-Taimi telah memberitakan kepada saya bahwa dia mendengar ‘Alqamah ibn Waqqas al-Laisi berkata “saya mendengar Umar ibn al-Khattab ra berkata di atas mimbar “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda…
         Catatan: Para ahli hadis memberi penilaian terhadap shohih atau tidaknya dapat berdasarkan pada sanad tersebut. Jika terdapat salah satu sanad yang kurang memenuhi syarat maka dapat mengurangi atau bahkan dapat meragukan kesohihan hadis.

       Rowi: Menurut bahasa berarti “haki” حَاكِى atau “qasi” قَاسِى yang artinya pencerita.
       Secara istilah: Orang yang meriwayatkan hadits baik mengetahui kedudukan hadits atau tidak.
       Misalnya; Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud, dll
       Kata perawi atau al-rawi dalam bahasa Arab berasal dari kata riwayat yang berarti memindahkan atau menukilkan, yakni memindahkan suatu berita dari seseoarang kepada orang lain.
       Dalam istilah hadis, al-rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis dari seorang guru kepada orang lain yang tercantum dalam buku hadis.
       Jadi, nama-nama yang terdapat dalam sanad disebut rawi, seperti:
         حدثنا الحميدي عبد الله بن الزبير قال حدثنا سفيان قال حدثنا يحيى بن سعيد الأنصارى قال أخبرني محمد بن إبراهيم التيمي أنه سمع علقمة بن وقاص الليثي يقول سمعت عمر بن الخطاب رضي الله عنه على المنبر
       Nama-nama  dalam sanad di atas disebut rawi
       Catatan:
ü Antara rawi dan sanad merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan karena sanad hadis pada setiap generasi terdiri dari beberapa perawi.
ü Singkatnya sanad  itu lebih menekankan pada mata rantai/silsilah sedangkan rawi adalah orang yang terdapat dalam silsilah tersebut.
        Syarat-syarat Rawi (Perawi Hadis) menurut semua ulama hadits, Ushul Fiqh:
        Baligh, artinya sudah cukup umur ketika meriwayatkan hadits, meskipun ia masih kecil waktu menerima hadits itu.
        Muslim, yaitu beragama Islam waktu menyampaikan hadits. Karenanya tidak dapat diterima riwayat orang kafir, walaupun dia bukan orang yang berdusta. tidak pernah melakukan dosa besar dan tidak sering melakukan dosa kecil. Allah menyuruh kita berhati-hati menerima riwayat orang asik sebagai yang diterangkan dalam surat Al-Hujurat ayat 6.
       Dhabith, artinya tepat menangkap apa yang didengarnya, dan dihapalnya dengan baik. Sehingga ketika dibutuhkan, ia dapat mengeluarkan atau menyebutkan kembali.
       Tidak syadz, artinya hadits yang diriwayatkan tidak berlawanan dengan hadits yang lebih kuat atau dengan Al-qur’an.
       Menjaga Muru’ah yaitu : menjaga harga diri dengan berakhlak al- karimah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar